Kamis, 31 Mei 2012

Static Routing And Route Sumarization

Saya Rizqi Imam Khoiruddin : 10.240.0196 mahasiswa Stmik Widya Pratama angkatan 2010

Semester 4 ini saya mendapat tugas untuk membuat simulasi jaringan tentang Static Routing And Route Sumarization dari dosen saya Pak JAck atau anda bisa melihat facebook nya di link ini https://www.facebook.com/profile.php?id=1136326789.

Ok langsung saja saya mencoba untuk mengerjakan soal dibawah ini :

Image


Sebelum mengerjakan soal tersebut ada beberapa pertanyaan di otak saya , karena berhubung saya tidak berangkat minggu kemaren ketika Pak Jack memberikan pelajaran tentang Static Routing And Route Sumarization

Pertanyaan tersebut adalah :

1. Apa itu Static Routing And Route Sumarization ?

2. Mengapa harus memakai Static Routing And Route Sumarization ?

dan beberapa pertanyaan yang akan saya cari di mpu google dulu ...

Pengertian Static Routing

Pengertian Static Routing. Static Routing merupakan konsep komunikasi data dalam hal ini adalah pemilihan jalur terbaik oleh router dalam jaringan komputer.

Hal ini berdasar pada bahwa sebuah router tidak dapat mengenali jaringan tetangga, atau hanya bisa mengenali jaringan yang terhubung secara langsung.

Caranya adalah dengan menambahkan rute secara manual ke tabel routing.

Sebuah rute statis mencakup alamat jaringan dan subnet mask dari jaringan remote, bersama dengan alamat IP dari router hop berikutnya-atau exit interface. Rute statis ditandai dengan kode S dalam tabel routing seperti yang ditunjukkan pada gambar.


dan pengertian Route Sumarization :

Route summarization, also called route aggregation, is a method of minimizing the number of routing tables in an IP (Internet Protocol) network. It works by consolidating selected multiple routes into a single route advertisement, in contrast to flat routing in which every routing table contains a unique entry for each route.

To implement route summarization in IP Version 4 (IPv4), Classless Inter-Domain Routing (CIDR) must be used. All IP addresses in the route advertisement must share identical high-order bits. The length of the prefix must not exceed 32 bits.

Route summarization offers several important advantages over flat routing. Route summarization can minimize the latency in a complex network, especially when many routers are involved. Because of the reduced number of routing entries, the overhead for routing protocols is minimized. Network stability can be improved by reducing or eliminating unnecessary routing updates after part of the network undergoes a change in topology. Route summarization also greatly reduces processor workloads, memory requirements and bandwidth demand.

Terjemahan by mbah google translate

Route summarization, juga disebut agregasi rute, adalah metode untuk meminimalkan jumlah tabel routing dalam sebuah IP (Internet Protocol) jaringan. Ia bekerja dengan mengkonsolidasikan beberapa rute yang dipilih menjadi rute iklan tunggal, berbeda dengan rute datar di mana setiap tabel routing berisi entri yang unik untuk setiap rute.

Untuk mengimplementasikan summarization rute dalam Versi IP 4 (IPv4), Classless Inter-Domain Routing (CIDR) harus digunakan. Semua alamat IP di rute iklan harus berbagi identik high-order bit. Panjang prefiks tidak boleh melebihi 32 bit.

Route summarization menawarkan beberapa keuntungan penting selama rute datar. Route summarization dapat meminimalkan latency dalam jaringan yang kompleks, terutama ketika banyak router yang terlibat. Karena berkurangnya jumlah entri routing, routing protokol overhead untuk diminimalkan. Stabilitas jaringan dapat ditingkatkan dengan mengurangi atau menghilangkan update routing yang tidak perlu setelah bagian dari jaringan mengalami perubahan topologi. Route summarization juga sangat mengurangi beban kerja prosesor, memori dan persyaratan permintaan bandwidth.

Manfaat Route Summarization

Route Summarization dapat digunakan untuk mempercepat proses pencarian rute. Disebut juga dengan route aggregation atau supernetting. Juga, menyajikan konsep default route statis.

Ketika router tidak memiliki rute khusus untuk tujuan, rute statis default dapat digunakan untuk mendapatkan paket ke router yang mungkin memiliki rute ke tujuan.

Jenis rute yang memungkinkan router jaringan rumah untuk mengakses halaman web di seluruh dunia tanpa jaringan rumah memiliki tabel routing ke internet. Lalu lintas dilewatkan ke ISP dari router rumah-pengguna.

Router ISP memiliki rute baik khusus ke tujuan atau default route lain menuju router jaringan yang lebih luas.

Manfaat Route Summarization

Dalam sebuah lingkungan inter-network yang kecil, tabel routing router mungkin hanya memiliki beberapa puluhan rute.

Semakin besar jaringan, semakin besar jumlah rute.

Ketika jumlah rute dalam tabel routing router tumbuh lebih besar dan lebih besar, maka akan mengkonsumsi lebih banyak memori di router dan mengambil lebih banyak waktu dalam mencari tabel routing ketika mereka perlu untuk rute paket.

Rute summarization adalah teknik yang membantu untuk mengurangi ukuran tabel routing.

Syarat Route Summarization

Sebagian besar protokol routing seperti EIGRP, OSPF, dan Rip, mendukung VLSM(variable-length subnet mask). Ketika jaringan menggunakan route summarization, protokol routing harus mendukung VLSM.

VLSM berarti bahwa, dalam Kelas tunggal A, B, atau C jaringan, lebih dari satu subnet mask adalah nilai yang digunakan. VLSM memungkinkan beberapa subnet lebih kecil atau lebih besar, yang mengurangi alamat IP terbuang percuma.

etelah kita mengerti tentang Static Route dan Router Summarization , sekarang kita mulai akan mengerjakan soal ...

Bahan yang kita butuhkan menurut soal adalah ..

3 Buah PC
3 Buah Router
3 Buah Switch
6 Kabel Straight
2 Kabel DCE

Kemudian rakit perangkan diatas seperti gambar dibawah ini :

Image


Sekarang kita tentukan network dan IP yang akan kita pakai ,

Image


Kita tentukan network dengan warna 2 agar lebih gampang ,

Warna Merah : 172.16.3.0/24
Warna Orange : 192.168.2.0/24
Warna Biru : 172.168.2.0/24
Warna Hijau : 192.168.1.0/24
Warna Ungu : 172.16.1.0/24

Pertama kita setting router pada warna merah dahulu :


Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu
Router(config-if)#exit

Router(config)#int ser 2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.2.1 255.255.255.0
     Router(config-if)#no sh


Kemudian Warna Orange :

 Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 172.16.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu
Router(config-if)#exit

Router(config)#int ser 2/0
Router(config-if)#ip add 172.16.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shu
Router(config-if)#exit

Router(config)#int ser 3/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shu

Kemudia Warna Ungu :


Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu
Router(config-if)#exit

Router(config)#int ser2/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shu
Router(config-if)#exit


Sekarang kita berikan IP route

Pada R1
Router(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 ser2/0
Router(config)#ip route 192.168.0.0 255.255.252.0 ser2/0
Router(config)#end

Pada R2

Router(config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 ser2/0
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 ser3/0
Router(config)#exit

para R3

Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.252.0 ser2/0
Router(config)#exit

Ping dari PC 1 ke PC2 ke PC3


Image


Show IP route R1


Image


Show IP route R2


Image


Show IP route R3


Image

Minggu, 20 Mei 2012

CARA MEMBUAT SMADAV 8.9.2 jadi PRO

Menghilangkan Blacklist pada smadav terbaru adalah sbb :
Pastikan Smadav di PC/Laptop sobat tidak aktif(Klik kanan pada ikon Smadav di System tray dan klik Exit).
Buka regedit yaitu dengan cara Klik Start-Run lalu ketik “Regedit” ATAU tekan logo Windows & R secara bersamaan lalu ketik “Regedit” untuk menjalankan registry editor.
Lalu buka HKEY_CURRENT_USER – Software – Microsoft – Notepad
Kemudian cari “lfPitch?ndFamily”, “lfPitch?ndFamily2?, dan “lfPitch?ndFamily3? ,klik kanan pada value tersebut dan klik Delete dan Yes lalu OK (Hapus semua value yang namanya lfPitch?ndFamily).
Terakhir buka direktori C:\Program Files\Smadav dan klik 2 kali pada file “SM?RTP.exe” untuk menjalankan smadav. maka smadav anda yang semula berwarna hitam(karena terblacklist) telah kembali ke warna hijau.
Berikut ini adalah Key & register SMADAV Pro Gratis :
User : cherlyzmap*
Pass : 995899905030
User : SmadavPro*
Pass : 991899791670
User : kaskus*
Pass : 99129910010096
PERHATIAN : Hilangkan tanda bintang (*) di User….

Selasa, 24 April 2012

Penjelasan Fungsi Konfigurasi Pada Jaringan

Berhubung tugas jarkom adalah membuat table penjelasan dari konfigurasi Router , jadi saya akan mencoba menjelaskan konfigurasi router yang telah saya buat di post sebelumnya tentang topologi jaringan sederhana.

Yang pertama konfigurasi switch :



Switch>ena
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S1
S1(config)#banner motd %Unauthorized access prohibited%
S1(config)#ena pass cisco
S1(config)#ena secret class
S1(config)#line con 0
S1(config-line)#pass cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#line vty 0 4
S1(config-line)#pass cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#int vlan 1
S1(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
S1(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface Vlan1, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Vlan1, changed state to up
S1(config-if)#exit
S1(config)#ip default-gateway 192.168.1.2
S1(config)#int fa0/1
S1(config-if)#switchport mode acc
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport port-security
S1(config-if)#int fa1/1
S1(config-if)#speed 10
S1(config-if)#dup
S1(config-if)#duplex half
S1(config-if)#end

 - enable / ena digunakan untuk masuk ke previleged exec mode, ini adalah tempat dimana admin jaringan dapat memanipulasi konfigurasi dari router atau melihat semua konfigurasi yang sudah ada pada router sebelumnya.

- configure terminal / conf t digunakan untuk global configuration , maksudnya pada mode ini kita mulai bisa melakukan konfigurasi antara lain: mengubah hostname, mengubah password, melakukan konfigurasi access list dan lain-lain. Dari mode ini jugalah kita bisa masuk ke mode yang lebih spesifik misalnya masuk ke interface mode, mode untuk melakukan konfigurasi routing dan lain-lain

- Hostname / h digunakan untuk mengganti nama perangkat lunak yang akan di konfigurasikan

- Banner disesuaikan untuk ditampilkan sebelum username dan password login prompt dengan menggunakan perintah spanduk login di mode konfigurasi global. Apit teks banner dalam kutipan atau menggunakan pembatas yang berbeda dari setiap karakter muncul dalam string MOTD. Untuk menghapus banner MOTD, masukkan format tidak dari perintah ini dalam mode konfigurasi global, misalnya, S1 (config) # tidak ada panji login [1].

- enable password / ena pass digunakan untuk memberi kunci, akan tetapi ini tidak terenkripsi sehingga dapat dilihat pada previleged exec mode .


- enable secret / ena sec digunakan untuk memberi kunci dan ini sangat aman sekali karena password/kunci akan terenkripsi.

line console / line con mengaktifkan password pada line console, agar hanya orang yang mengetahui/ memiliki password saya yang bisa mengakses router melalui line console. Router hanya memiliki 1 buah line console.


- line vty mengaktifkan password pada line virtual terminal, agar hanya orang yang mengetahui/ memiliki password saya yang bisa mengakses router melalui line virtual terminal. Router hanya memiliki 5 buah line virtual terminal (vty)

- Interface Vlan / Int Vlan Interface ini melakukan fungsi yang sama dengan Ethernet Interface pada PC. Akibatnya, semua interface (port) pada switch secara default termasuk pada VLAN 1 ini.

- ip default-gateway digunakan untuk menentukan gateway secara otomatis dititik berikutnya.

- switchport mode access /switchport mode acc maksudnya adalah agar vlan ini mempunyai akses jaringan

- switchport port-security maksudnya adalah agar port ini mempunyai keamanan


- speed 10 dan duplex full perintah ini digunakan untuk menyeting secara permanent kecepatan maksimum yang bisa di-handle oleh Catalyst. Penyetingan ini berdasarkan kebutuhan yang ada pada suatu jaringan. Selain itu, juga bisa didasarkan pada perangkat lainnya, dalam hal ini misalnya “Converter”.


- end digunakan untuk kembali ke previleged exec mode



Sekarang penjelasan pada router :


Pada R1


Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostna
Router(config)#hostname R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
R1(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
R1(config-if)#end
R1>ena
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R1(config)#int ser 2/0
R1(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)#clock rate 64000
R1(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
R1(config-if)#exit
R1(config)#router rip
R1(config-router)#ver 2
R1(config-router)#net 192.168.1.0
R1(config-router)#net 192.168.2.0
R1(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R1#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up
R1#wr mem
Building configuration...
[OK]

Pada R2

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R2
R2(config)#int ser2/0
R2(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up
R2(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up
R2(config-if)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#ver 2
R2(config-router)#net 192.168.2.0
R2(config-router)#net 192.168.3.0
R2(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R2#wr mem
Building configuration...
[OK]

R2>ena
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R2(config)#int ser2/0
R2(config-if)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
R2(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R2#wr mem
Building configuration...
[OK]

Beberapa konfigurasi yang sama dengan switch tidak saya jelaskan lagi disini

Penjelasan untuk Konfigurasi Router diatas :

- Clock rate  Clock rate adalah kemampuan putaran yang terjadi dalam satu detik dan dihitung dalam satuan Hz, atau kemampuan untuk mengirimkan sinyal listrik dalam satu detik. Sehingga bandwitch dapat sinkron dengan baik

- Router Rip comand untuk mengkonfigurasikan router secara rip , maksudnya RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada router tetangganya.

- version 2/ ver 2 ini hanya perbedaan versi saja sehingga berpengaruh kepada comand yang akan dituliskan di router

- network/net titik yang menempel pada router yang akan dikonfigurasikan secara RIP

- interface / int untuk memberikan ip kepada titik yang akan di konfigurasikan pada router maupun switch

Sekian penjelasan dari saya , bila ada kurang2nya saya mohon maaf dan semoga bermanfaat

JARKOM III

Langsung saja kita melihat soal yang akan kita kerjakan kali ini :



Berarti kita membutuhkan :
  • 2 PC

  • 2 Router

  • 1 Switch
Ok kita pasang dulu di Packet tracer sesuai kebutuhan diatas :



Ok alat dan bahan sudah kita siapkan, sekarang kita akan mulai membuat configurasinya :

Saya biasa mengerjakan topologi jaringan bagian demi bagian , sehingga itu memudahkan saya untuk cek ketika ada terjadinya kesalahan dan juga memudahkan saya untuk memahami configurasi pada tiap bagiannya


Bagian pertama yang akan saya kerjakan yaitu H1 (Komputer 1/Host 1) dan Switch1/ S1 :

Gunakan kabel console untuk mengkonfigurasikan dan kabel straight untuk menyambungkan H1 dan S1


Perintah configurasinya adalah :

Switch>ena
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Switch(config)#hostname S1
S1(config)#banner motd %Unauthorized access prohibited%
S1(config)#ena pass cisco
S1(config)#ena secret class
S1(config)#line con 0
S1(config-line)#pass cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#line vty 0 4
S1(config-line)#pass cisco
S1(config-line)#login
S1(config-line)#int vlan 1
S1(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
S1(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface Vlan1, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Vlan1, changed state to up
S1(config-if)#exit
S1(config)#ip default-gateway 192.168.1.2
S1(config)#int fa0/1
S1(config-if)#switchport mode acc
S1(config-if)#switchport mode access
S1(config-if)#switchport port-security
S1(config-if)#int fa1/1
S1(config-if)#speed 10
S1(config-if)#dup
S1(config-if)#duplex half
S1(config-if)#end

Perintah diatas sebenarnya perintah dasar untuk membuat VLAN , tanpa konfigurasi diataspun kita bisa mengerjakan jaringan pada soal diatas. Kebetulan saja materi pada Jarkom III ini adalah VLAN jadi saya sekalian sedikit mencari bekal agar tidak celingak celinguk di kelas. 

Setelah kita mengkofigurasi pada switch diatas sekarang kita akan membuat konfigurasi pada Router1(R1), lihat gambar dibawah ini :

Kabel yang di gunakan masih sama yaitu konsole dan straight seperti dapat dilihat pada gambar


Sekarang kita akan mengkonfigurasi antara H1 => S1 => R1 :
Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostna
Router(config)#hostname R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
R1(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
R1(config-if)#end

Ok sekarang kita selesei mengkonfigurasikan NETWORK 192.168.1.0

Jangan lupa cek koneksi antara titik fast ethernet yang sudah kita konfigurasikan tadi, dan hasilnya :


 
Setelah selesei mengkonfiguraskan Network 192.168.1.0, sekarang kita akan mengkonfigurasikan network berikutnya yaitu network 192.168.2.0, seperti pada gambar dibawah ini :


Berarti kita harus mengkonfigurasikan R1 dan R2 pada port serialnya ,

Konfigurasinya adalah sebagai berikut,

Pada Router 1 (R1)
R1>ena
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R1(config)#int ser 2/0
R1(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)#clock rate 64000
R1(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to down
R1(config-if)#exit
R1(config)#router rip
R1(config-router)#ver 2
R1(config-router)#net 192.168.1.0
R1(config-router)#net 192.168.2.0
R1(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R1#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up
R1#wr mem
Building configuration...
[OK]

Pada Router 2 (R2)

Router>ena
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R2
R2(config)#int ser2/0
R2(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial2/0, changed state to up
R2(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial2/0, changed state to up
R2(config-if)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#ver 2
R2(config-router)#net 192.168.2.0
R2(config-router)#net 192.168.3.0
R2(config-router)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R2#wr mem
Building configuration...
[OK]
Kembali kita cek ping nya atau bisa juga kita lihat di show IP route (Pada router) ,

Lihat gambar dibawah ini :


Pada gambar di atas menjelaskan bahwa network 1 dan network 2 sudah terhubung , dan saya berhasil mengirim paket data dari komputer 1 ke network 192.168.1.0 dan 192.168.2.0.

Tahap yang terakhir adalah konfigurasi port fast ethernet untuk network 192.168.3.0,

Lihat gambar dibawah ini :

Antara R2 dan H3 kita menggunakan kabel crossover,




Konfigurasinya adalah sebagai berikut :
R2>ena
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R2(config)#int ser2/0
R2(config-if)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no shu
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0, changed state to up
R2(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
R2#wr mem
Building configuration...
[OK]


Dan akhirnya konfigurasi kita selesei , sekarang kita coba cek satu persatu apakah ada yang terlewati atau tidak,


List IP yang saya gunakan adalah :


H1 =192.168.1.3

S1 = 192.168.1.1 (fa0/1) dan 192.168.1.1 (fa1/1)

R1 = 192.168.1.2 (fa0/0) dan 192.168.2.1 (ser2/0)

R2 = 192.168.2.2 (ser2/0) dan 192.168.3.1 (fa0/0)

H2 = 192.168.3.2


Semua subnetmask sama yaitu 255.255.255.0

Sekian dulu untuk konfigurasi routernya, untuk masalah tabelnya saya akan buat post baru lagi untuk menjelaskan semua comand diatas , mohon maaf tidak saya buat table karena menurut saya tampilannya akan sangat jelek sekali dikarenakan tempat yang terlalu sempit.

Untuk lebih jelasnya silahkan klik hiperlink dibawah ini,

Penjelasan Konfigurasi Router diatas tanpa tabel

Dinamisrouter

Dinamisrouter




Hi, readers ...

Selamat membaca lagi pada blog sederhana ini , guna melengkapi tugas kuliah di Stmik Widya Pratama Pekalongan . Kali ini saya akan membahas tentang Setting Router secara dinamis yaitu menggunakan Router RIP dan versi yang saya pakai adalah versi 2. Sebenarnya konfigurasi Router Dinamis ini lebih mudah dari pada Router Statis lho ... jadi jangan bingung dulu ...

Berdasarkan dari berbagai sumber saya akan membahas sedikit tentang Router RIP.


Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997)



versi pada Router RIP :

RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.

RIPng

RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:
  • Dukungan dari jaringan IPv6.
  • RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
  • RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
  • RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route .
Batasan
  • Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
  • Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
  • Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
  • RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

ya mungkin sekilas informasi dari wikipedia tersebut cukup menjelaskan alasan mengapa router rip dapat digunakan dalam jarikan khususnya jaringan yang tergolong kecil, karena router rip memiliki batasan HOP loncatanya itu mengapa jaringan yang sangat besar tetap akan menggunakan konfigurasi IP statis seperti tutorial sederhana yang saya buat disini

Ok langsung pada Soal di tugas berikutnya :


untuk tahap pertama yaitu kita analis dulu paket tracer yang saya kerjakan di atas.

Alat dan bahan :

- 3 buah router
- 2 buah pc
- 2 buah kabel cross
(mengapa menggunakan kabel cross ? jawabannya karena router itu sebenarnya adalah mini komputer, router mempunyai element-element penting yang ada pada komputer, untuk diingat yaitu kabel yang digunakan oleh hardware yang sama/ sejenis kita menggunakan kabel cross , kecuali bila kita melewati switch / hub antara PC dengan router kita harus menggunakan kabel straight)
- 2 buah kabel serial

Network yang di pakai pada tugas tersebut adalah :
- network 10.1.0.0
- network 10.2.0.0
- network 10.3.0.0
- network 10.4.0.0
(keterangan network pada interfacenya bisa di lihat pada gambar di atas)

catatan : IP yang dipakai pada network diatas adalah IP kelas A sehingga apabila ketika kita mengkonfigurasikan router dengan Subnetmask yang Default (255.0.0.0 "subnetmask kelas A") akan terjadi konfllik dengan keterangan overlap IP address, untuk itu kita harus memberikan subnet yang bukan defaultnya agar tiap network terdapat perbedaan penggunaan hostnya , atau bisa kita katakan menjadi beda network pada IP kelas A

tahap yang kedua adalah pasangkan semua kabel pada slot interfacenya

setelah semua terpasang dengan bagus , kita mulai kepada konfigurasi router dinamis

yang pertama setingan pada Router_A :

Router>ena
Router#conf t
Router(config)#hostname Router_A
Router_A(config)#inter fa0/0
Router_A(config-if)#ip add 10.1.0.1 255.255.255.0
Router_A(config-if)#no shu
Router_A(config-if)#exit
Router_A(config)#inter ser2/0
Router_A(config-if)#ip add 10.2.0.1 255.255.255.0
Router_A(config-if)#clock rate 64000
Router_A(config-if)#no shu
Router_A#wr mem
Building configuration...
[OK]




Konfigurasi Router RIPnya

Router_A#
Router_A#conf t
Router_A(config)#router RIP
Router_A(config-router)#ver
Router_A(config-router)#version 2
Router_A(config-router)#network 10.1.0.0
Router_A(config-router)#network 10.2.0.0
Router_A(config-router)#end
Router_A#wr mem
Building configuration...
[OK]
Konfigurasi pada Router_B :


Router>ena
Router#conf t
Router(config)#hostname Router_B
Router_B(config)#inter ser2/0
Router_B(config-if)#ip add 10.2.0.2 255.255.255.0
Router_B(config-if)#no shu
Router_B(config-if)#exit
Router_B(config)#inter ser3/0
Router_B(config-if)#ip add ser3/0
Router_B(config-if)#ip add 10.3.0.1 255.255.255.0
Router_B(config-if)#clock rate 64000
Router_B(config-if)#no shu
Router_B(config-if)#end
Router_B#wr mem
Building configuration...
[OK]
Konfigurasi Router RIP nya

Router_B#
Router_B#conf t
Router_B(config)#router rip
Router_B(config-router)#version 2
Router_B(config-router)#network 10.2.0.0
Router_B(config-router)#network 10.3.0.0
Router_B(config-router)#end
Router_B#wr mem
Building configuration...
[OK]
Konfigurasi pada Router_C :


Router>ena
Router#conf t
Router(config)#hostname Router_C
Router_C(config)#inter ser2/0
Router_C(config-if)#ip add 10.3.0.2 255.255.255.0
Router_C(config-if)#no shu
Router_C(config-if)#
Router_C#end
Router_C#conf t
Router_C(config)#inter fa0/0
Router_C(config-if)#ip add 10.4.0.1 255.255.255.0
Router_C(config-if)#no shu
Router_C(config-if)#end
Router_C#wr mem
Building configuration...
[OK]




Konfigurasi Router RIP nya

Router_C#conf t
Router_C(config)#router rip
Router_C(config-router)#vers
Router_C(config-router)#version 2
Router_C(config-router)#network 10.3.0.0
Router_C(config-router)#network 10.4.0.0
Router_C(config-router)#end
Router_C#wr mem
Building configuration...
[OK]
Nah , selesei sudah kita membuat konfigurasi dinamis pada Tugas kali ini , untuk versi paket tracernya bisa di download disini


Untuk ss pingnya :





Sekian percobaan pembuatan tutorial konfigurasi dinamis Router kali ini , dapat melengkapi tugas saya, terimakasih